Luarbiasa! Rekor Sejarah RI Rebut 15 Emas Olimpiade Tunagrahita

udah lama sih, cuma, kadang ada temen kita yg belum tau,,,

Athena - Satu kata: heroik! Dengan segala keterbatasan, perjuangan atlet tunagrahita (berkebutuhan khusus, red) Indonesia sukses merebut medali 15 emas, 13 perak, 11 perunggu di Olimpiade Tunagrahita, Athena. Sebuah rekor dalam sejarah.


Bersaing dengan 7500 atlet terbaik tunagrahita dari 184 negara di dunia, putera-puteri tunagrahita Indonesia patut menjadi contoh dan pemicu semangat bagi atlet normal.

Mereka secara heroik menaklukkan lawan-lawannya dan hingga berita ini disusun berhasil merebut medali 15 emas, 13 perak, dan 11 perunggu.

Hasil ini merupakan rekor dalam sejarah partisipasi para atlet tunagrahita Indonesia di Olimpiade Tunagrahita. Sebelumnya dalam Olimpiade Tunagrahita XII di Shanghai putera-puteri Indonesia mempersembahkan 9 emas, 9 perak, 4 perunggu.


"Prestasi mereka sungguh membanggakan, membuat merah putih berkibar dan Indonesia Raya berkumandang di antara bangsa-bangsa sedunia. Dengan kekurangan yang mereka miliki, mereka sanggup mengharumkan nama bangsa," ujar Dubes RI di Athena Ahmad Rusdi kepada detikcom, Minggu (3/7/2011).

Dubes langsung mengontak ke Jakarta untuk melaporkan hasil yang telah diraih oleh putera-puteri tunagrahita Indonesia di arena olimpiade Athena.

"Saya langsung menelpon Menpora, Mensesneg dan Ajudan Presiden, memohon perkenan Bapak Presiden dan Ibu Negara untuk menerima wakil-wakil bangsa yang telah berjuang dalam olahraga di arena Olimpiade Tunagrahita Athena ini," demikian Dubes, yang sejak awal meluangkan waktu untuk menyemangati para atlet di arena pertandingan.

Berikut ini daftar rincian perolehan sementara Indonesia hingga berita ini disusun:

15 Medali Emas

Jumlah medali emas sebanyak ini sebanyak 3 buah dipersembahkan masing-masing oleh Stephanie Handoyo, Fitriani dan Christian Sitompul dari cabang olahraga renang.

Sebanyak 6 medali emas hasil perjuangan Ati Hasyim, Komarudin, Alex/Noni, Komarudin/Ati dari cabang bulutangkis tunggal putera, tunggal puteri dan ganda campuran.

Dari cabang tenis meja tunggal puteri dan ganda campuran, Desi Pradita, Marwan/Desi Pradita dan Mimin Aminah/Donald berhasil merebut 3 medali emas untuk mengumandangakan Indonesia Raya dan mengibarkan merah putih di antara bangsa-bangsa.

Tiga medali emas lainnya datang dari cabang olahraga bocce, hasil jerih payah Fadillah Sobri (Divisi M11), Rico (dIVISI m18), dan Vivi Indriyani/Ika Solehati (Divisi F03).

13 Medali Perak

Perolehan medali perak sebanyak 2 buah berasal dari cabang atletik lari 200 meter putera oleh Agus Adi Wiranata dan Mahmudi. Selanjutnya lari 400 meter putera oleh Lailatul Kadar, lari 200 meter oleh Silvia Latuputty (Divisi F08) dan estafet 4x100 meter (Agus Adi Winata, Lailatul Kadar, Mahmudi, dan Silvia Latuputty).

Dari cabang renang, Daniel Nugroho menyumbangkan perak di lintasan 50 meter dan 100 meter. Sedangkan Fitriani menambah perak dari lintasan 50 meter. Tambahan satu medali perak dari Alex Wiranata dari bulutangkis.

Medali perak berikutnya dari cabang bocce (Vivi Indriyani), bola basket (tim), tenis meja tunggal putera (Ronald Pasendra) dan tenis meja tunggal puteri (Mimin Aminah).

11 Perunggu

Sementara itu perolehan medali perunggu dari cabang atletik lari 100 meter (Prisma Septian Anisya), lari 100m (Agus Adi Winata), lompat jauh (Silvia Latuputty), dan lari estafet 4x100 meter.

Selanjutnya dari bulutangkis (Noni Marlena), tenis meja tunggal putera (Marwan), tenis meja ganda putera (Marwan/Ronald), tenis meja ganda puteri (Mimin Aminah/Desi Pradita).

Kemudian dari cabang olahraga bocce medali perunggu disumbangkan berturut-turut oleh Ika Solehati, Vivi Indriyani, dan pasangan Rico/Fadillah Sobri.
Masyarakat dunia harus mencintai dan menyetarakan para tunagrahita, juga harus menghormati perbedaan apapun bentuknya.

Pesan atas nama komunitas dunia itu disampaikan Presiden Penyelenggara Olimpiade Tunagrahita ke-13 Athena 2011 Joanna Despotopoulou dan Presiden Olimpiade Dr. Timothy P. Shriver pada seremoni penutupan di Kallimarmaron Panthinaikon Olympic Stadium, Senin malam atau Selasa (5/7/2011) WIB.

Stadion bersejarah tempat pertama kali olimpiade moderen digelar itu menjadi saksi ucapan terimakasih para atlet tungrahita dari 184 negara, yang diwakili peraih medali emas tenis Shain Lewis (Inggris), kepada lebih dari 25.000 relawan yang telah membantu terselenggaranya olimpiade.

Suasana gembira dan haru biru mewarnai perasaan para atlet, pelatih dan ofisial, tak terkecuali kontingen Indonesia yang berhasil mengukir prestasi meyakinkan di antara bangsa-bangsa lain dengan perolehan medali 15 emas, 13 perak dan 11 perunggu. "Olimpiade untuk atlet tunagrahita yang dirintis sejak 1968 ini telah mempromosikan penerimaan para tunagrahita di masyarakat dan membawa perubahan bagi mereka," ujar Dubes RI untuk Republik Yunani Ahmad Rusdi kepada detikcom.

Dubes dan istrinya, Anita Rusdi, beranjak meninggalkan deretan kursi VIP untuk para Dubes asing di Yunani dan memilih duduk bersama-sama dengan para atlet, pelatih dan ofisial kontingen Indonesia.

Seperti diakui oleh Pembina Soina Soerjadi Sudirja, Dubes Rusdi menaruh perhatian besar dan sayang kepada para atlet. Mereka sampai dua kali diundang ke kediaman Dubes dan dijamu penuh hormat.

"Dubes juga setiap hari hadir memberi dukungan di lapangan dan mengerahkan stafnya untuk membantu melancarkan urusan kontingen. Kami sangat berterimakasih," ujar Soerjadi dalam kesempatan terpisah.

Puncak seremoni penutupan Olimpiade Tunagrahita berupa atraksi seni budaya, permainan sinar laser dan kembang api dengan transisi artistik spektakuler dari kebudayaan Yunani ke Korea Selatan, negara tuan rumah untuk Olimpiade Musim Dingin Tunagrahita 2013.

Penari-penari tradisional Korea Selatan selanjutnya mengambil alih panggung, disusul penampilan The Wonder Girls, grup band nomor satu di Asia saat ini, termasuk suguhan hitsnya, Nobody.

Ketika api Olimpiade Tunagrahita ke-13 Athena 2011 dipadamkan, Presiden Penyelenggara Olimpiade Joanna Despotopoulou menyerahkan bendera olimpiade kepada panitia penyelenggara Korea Selatan.

Komentar