Pelajar Pertama Indonesia Jebol Beasiswa Harvard University
Pelajar Singapore Polytechnic (SP)
Kuriakin telah mencetak 33 nilai sempurna untuk semua modul (mata
pelajaran)-nya, sebuah prestasi yang jarang terjadi pada siswa lainnya
sejak sekolah didirikan 56 tahun yang lalu. Untuk prestasi yang sangat
baik itu, pelajar 25 tahun ini menerima Lee Kuan Yew Award, yang
diberikan ke lulusan terbaik politeknik dari program teknologi. Prestasi
yang dicapai beliau lebih mengesankan oleh kenyataan bahwa ia belajar
sambil berkutat dalam beberapa pekerjaan dan kegiatan ekstra kurikuler
di klub gitar dan Rotaract. Dia juga berpartisipasi dalam proyek
keterlibatan masyarakat di Filipina.
Warga Negara Indonesia yang tiba di
Singapura empat tahun lalu dari kampung halamannya Tanjungpinang di
pulau Bintan, Kuriakin pernah bekerja sebagai seorang pelayan,
asisten-sales dan promotor roadshow untuk membiaya kuliahnya sebesar $
6.000 dan biaya hidup di sini. Bungsu dari lima anak ini, tidak ingin
membebani orang tuanya yang masih hidup di Bintan. Ayahnya adalah
seorang mekanik dan ibunya, ibu rumah tangga.
Perjalanan prestasinya tidak selalu
gemilang apalagi meduduki ranking atas khususnya sewaktu SMA. Dia
terpuruk dalam ujian akhir nasional SMA di Indonesia pada tahun 2004 dan
ditolak SP pada awalnya. Dia berkata: “Saya adalah kapten tim basket
sekolah waktu itu dan sering mengabaikan pelajaran. Saya melihat
bagaimana orang tua saya kecewa. Dalam tahun itu juga, ayah saya terluka
dalam sebuah kecelakaan di tempat kerjanya dan sampai sekarang saya
percaya saya yang menyebabkannya. Dia terganggu karena dia tertekan oleh
hasil sekolah saya yang buruk. “
Termotivasi untuk membuat orang tuanya
bangga, ia berangkat ke Singapura untuk mengikuti ujian persamaan
tingkat GCE-O Level dan mencetak tujuh poin. Beliau menjadi pelajar
pertama dari Singapore Polytechnic yang diterima masuk ke Harvard
College dengan bonus beasiswa penuh yang diberikan Ivy League
university. Dia berkata: “Saya senang saya tidak menyerah ketika saya
tidak melakukan dengan baik dalam ujian saya sewaktu SMA. Jika saya
menyerah, saya tidak akan mampu mengejar mimpi saya sekarang.”
Komentar
Posting Komentar